Beberapa amalan yang mendatangkan kenurkaan Allah Ta'ala

Untuk mengenal sifat-sifat Allah Ta`ala tidak lain haruslah dikembalikan kepada berita yang pasti, iaitu berita Al-Qur'an dan Al-Hadits. Demikian pula tentunya dalam perkara pengenalan kita tentang kemurkaan Allah Ta`ala yang sedang kita bincangkan tentangnya. Allah Ta`ala telah memperkenalkan diri-Nya kepada Bani Israil dalam firman-Nya :
“Wahai Bani Israil, sungguh Kami telah menyelamatkan kalian dari musuh-musuh kalian, dan Kami telah berjanji kepada kalian di sisi sebelah kanan gunung Thursina dan Kami telah menurunkan kepada kalian madu manna dan burung salwa . Makanlah oleh kalian yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian dan janganlah kalian berbuat durhaka pada-Nya. Niscaya akan menimpa kalian kemurkaan-Ku. Maka barang siapa yang menimpanya kemurkaan-Ku, niscaya dia akan binasa. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Thaha : 80 – 82)

Al-`Allamah Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya terhadap ayat-ayat ini menerangkan : “ Makanlah dari rizki yang Aku anugerahkan kepada kalian dan janganlah kalian melampaui batas dalam perkara rizki-Ku itu, dengan cara menggunakannya untuk sesuatu yang tidak jelas keperluannya dan kalian melanggar apa yang Aku perintahkan kepada kalian dalam penggunaannya, sehingga akibatnya Aku-pun murka terhadap kalian .” ( Tafsir Al-Qur'anil Adhim , Al-Imam Al-Jalil Al-Hafidh Isma'il bin Katsir Al Qurasyi Ad-Dimasyqi, jilid 3 hal. 161, Al-Maktabah At-Tijariyah Al-Kubra – Mesir, cet. Th. 1356 H / 1937 M).

Maka yang menjadi sebab datangnya kemurkaan Allah itu diantaranya adalah tidak mensyukuri nikmat-Nya. Kemudian juga telah diberitakan oleh Allah Ta`ala kepada Bani Isra'il tentang sebab lain yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Sebagaimana hal ini telah diberitakan dalam Al-Qur'an: “Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahannya selain Allah, maka akan menimpa mereka kemurkaan Tuhan dan kehinaan dalam kehidupan dunia. Demikianlah Kami membalas perbuatan orang-orang yang membikin kepalsuan. Dan adapun orang-orang yang berbuat kejelekan, kemudian dia bertaubat setelah berbuat dan beriman, maka sesungguhnya Tuhanmu sungguh Maha pengampun dan penyayang.” ( Al-A'raf : 152 – 153)

Demikianlah Allah tegaskan bahwa perbuatan syirik (yakni menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya) adalah perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Dan kemurkaan-Nya itu akan berujud kehinaan dalam kehidupan di dunia.

Kemudian Allah Ta`ala selanjutnya menjelaskan tentang orang-orang yang dimurkai oleh-Nya dan sebab-sebab datangnya kemurkaan-Nya. (artinya) “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (yakni Al Qur'an), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman, dan hatinya senang dengan kekafiran itu, maka atas mereka kemurkaan Allah dan adzab-Nya yang besar. Kecuali mereka yang dipaksa untuk kufur dan hatinya tetap mantap dengan keimanan (maka yang demikian ini tidaklah berdosa). Kemurkaan dan adzab Allah atas orang kafir itu disebabkan karena mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akherat, dan bahwasanya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang telah ditutup oleh Allah pada hati, penglihatan dan pendengarannya dan mereka itulah orang-orang yang lalai. Maka tidak ada keraguan lagi bahwa mereka di akherat nanti adalah orang-orang yang merugi.” ( An-Nahl : 104 – 109).

Demikianlah Allah Ta`ala menjelaskan dengan jelas bahwa sebab datangnya kemurkaan-Nya adalah sikap kufur kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah dan membuat kedustaan. Kemurkaan Allah terhadap orang-orang yang demikian itu dalam bentuk ditutupnya hati, akal dan fikirannya serta pendengaran dan penglihatannya dari petunjuk Allah dan adzab Allah atas mereka di dunia dan di akherat.

Selanjutnya kita dapati kepastian dari Allah Ta`ala dalam Al-Qur'an: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya.” ( An-Nisa' : 93)

Membunuh seorang Muslim yang telah diharamkan oleh syariah Allah adalah dosa besar yang mendatangkan kemurkaan Allah dan adzabnya di dunia dan akhirat.

Juga telah diberitakan oleh Allah Ta`ala kutukan kemurkaan-Nya kepada sekelompok Bani Israil sebagaimana firman-Nya: (artinya) “Katakanlah: Maukah aku beritakan kepada kalian tentang orang-orang yang lebih jelek balasannya di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah. Di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang yang menyembah thaghut (yakni syaithan). Mereka itu adalah orang-orang yang paling jelek kedudukannya dan paling sesat jalannya. Dan apabila mereka mendatangi kalian, merekapun mengatakan: “Kami telah beriman.” Padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi darimu dengan kekafirannya pula. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Dan kamu akan melihat, kebanyakan dari mereka bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu. Mengapa orang-orang pendeta (pimpinan agama kalangan Nasrani) dan rahib (pimpinan agama kalangan Yahudi) tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka kerjakan itu.” (Al-Maidah: 60 – 63).

Demikianlah penjelasan Allah Ta`ala, bahwa kutukan-Nya terhadap Bani Isra'il telah menjadikan sekelompok mereka berubah bentuk menjadi babi dan monyet, dan sebagian lagi menjadi orang-orang yang menghamba kepada syaithan. Kehidupan mereka yang dikutuk oleh Allah itu didominasi oleh berbagai kemungkaran dan permusuhan di antara sesama mereka dan meninggalkan kewajibanamar ma'ruf dan meninggalkan kewajiban nahi munkar.

Telah diterangkan pula oleh Allah Ta`ala dalam Al-Qur'an, ancaman-Nya untuk memurkai kaum Mu'minin bila mereka hanya pandai berkata apa-apa yang semestinya diamalkan. Hal ini dinyatakan oleh-Nya dalam firman-Nyai: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan? Amat besar kemurkaan Allah bila kalian hanya berkata apa-apa yang kalian tidak perbuat.” ( Ash-Shaf : 2 – 3).

No comments

Powered by Blogger.